Akseswarganet – Bursa Kripto Bybit Diretas dalam Salah Satu Kasus Terbesar di Seluruh Dunia
Industri kripto menghadapi guncangan besar saat bursa aset digital Bybit diretas, menandai salah satu pencurian aset digital terbesar dalam sejarah.
Para peretas berhasil mencuri hampir USD 1,5 miliar, setara dengan sekitar Rp 24,4 triliun (berdasarkan nilai tukar Rp 16.310 per dolar AS), terutama dalam bentuk Ether dan derivatifnya.
Pengguna dan analis melihat adanya transaksi mencurigakan di Bybit, salah satu bursa kripto terbesar yang berbasis di Dubai.
Sejumlah besar Ether dengan cepat ditarik dari dompet dingin Bybit, yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan aset paling aman terhadap peretasan.
CEO Bybit, Ben Zhou, segera mengonfirmasi insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa para peretas menguasai dompet dingin tertentu milik perusahaan dan mentransfer semua isinya ke alamat yang tidak diketahui.
“Para peretas mengambil alih kendali dompet dingin ETH tertentu yang kami tandatangani dan mentransfer semua ETH di dompet itu ke alamat yang tidak diketahui ini,” kata Zhou saat siaran langsung di platform media sosial X, seperti dilansir Yahoo Finance, Senin (24 Februari 2025).
Untuk meyakinkan pengguna, Zhou menjelaskan bahwa Bybit telah mengatur pinjaman jembatan untuk menutupi kerugian, dengan menggunakan token Bybit sebagai agunan.
Namun, upaya ini tidak cukup untuk menenangkan pasar. Aksi jual besar-besaran terjadi, menyebabkan Bitcoin turun hampir 5% dari puncaknya hari itu,
sementara Ether anjlok lebih dari 8%. Altcoin dan memecoin juga sangat terpengaruh, dengan Dogecoin turun hingga 10%.
Masa Depan Keamanan Bybit dan Bursa Kripto
Meskipun Bybit berusaha mengurangi kerugian dengan tindakan darurat, peretasan ini dapat berdampak jangka panjang pada kepercayaan investor dan reputasi bursa.
Sebagai salah satu bursa mata uang kripto terbesar dengan volume perdagangan harian melebihi USD 36 miliar,
insiden ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam keamanan dan transparansi dalam industri aset digital.
Saat ini, Bybit memegang total aset sekitar USD 16,2 miliar sebelum peretasan terjadi, menurut data CoinMarketCap.
Dengan sekitar 9% dari total asetnya dalam bentuk Ether dicuri, ada kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut mungkin menghadapi krisis likuiditas jika tidak segera mengambil tindakan pemulihan yang efektif.
Selain Bybit, peretasan ini menjadi peringatan keras bagi bursa lain untuk meningkatkan sistem keamanan mereka agar tidak menjadi sasaran peretas di masa mendatang.
Jika industri kripto ingin bertahan dan berkembang, transparansi, regulasi, dan tindakan perlindungan pengguna harus menjadi prioritas utama.
El Salvador Meningkatkan Pembelian Bitcoin Menjadi 1,6 BTC Setiap Hari
Sebelumnya, El Salvador telah memperkuat strategi investasinya dalam Bitcoin dengan meningkatkan pembelian hariannya menjadi 1,6 BTC, naik dari 1 BTC per hari.
Menurut Yahoo Finance pada Kamis (20 Februari 2025), sejak 22 Desember 2024, negara tersebut secara konsisten meningkatkan cadangan Bitcoin-nya,
dengan mengakumulasi total 93.417 BTC dengan harga rata-rata USD 98.579 per BTC.
Peningkatan ini mencerminkan keyakinan kuat El Salvador terhadap prospek jangka panjang Bitcoin dan
memperkuat komitmennya untuk mengintegrasikan aset digital ini ke dalam strategi ekonomi nasionalnya.
Metode Dollar Cost Averaging
Pola pembelian pemerintah menggabungkan Dollar Cost Averaging (DCA) reguler dengan pembelian massal oportunistik, dengan volume transaksi berkisar antara 1 BTC hingga 11 BTC per pembelian.
Berdasarkan data on-chain, El Salvador kini memiliki total 6.081 BTC, dengan nilai sekitar USD 579,9 juta.
Semua aset ini disimpan dalam dompet dingin yang dikelola pemerintah, dengan transaksi dilakukan melalui Bitfinex, bursa mata uang kripto terkemuka.
Strategi pembelian menunjukkan bahwa pemerintah memanfaatkan fluktuasi harga pasar untuk terus mengakumulasi aset-aset ini, bahkan selama periode penurunan harga Bitcoin.
Keputusan untuk meningkatkan pembelian harian dapat mencerminkan optimisme tentang lonjakan harga di masa mendatang, terutama dengan pengurangan Bitcoin yang akan datang.
Strategi Investasi Bitcoin El Salvador
Baru-baru ini, pemerintah secara konsisten membeli Bitcoin. Pada tanggal 18 Februari 2025, El Salvador menambahkan 1 BTC ke cadangannya dengan harga USD 95.550, setelah membeli 1 BTC seharga USD 96.372 pada tanggal 17 Februari 2025.
Tren ini berlanjut pada tanggal 16 Februari 2025, ketika pemerintah membeli 1 BTC lagi seharga USD 97.616. Sehari sebelumnya, pada tanggal 15 Februari 2025, pembelian dilakukan pada harga USD 98.559.
Total akumulasi 93.417 BTC, senilai sekitar USD 9,209 miliar, menegaskan komitmen kuat El Salvador terhadap strategi akumulasi Bitcoinnya.
Perlu dicatat, tidak ada catatan penjualan atau likuidasi BTC oleh pemerintah, yang menunjukkan bahwa negara tersebut bermaksud untuk menahan asetnya dalam jangka panjang daripada memperdagangkannya atau menjualnya dalam waktu dekat.
Sebagai negara pertama yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, El Salvador terus memimpin dalam inovasi keuangan digital.
Dengan strategi akumulasi yang berkelanjutan, negara tersebut memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam adopsi Bitcoin nasional.
Langkah ini juga dapat menandakan meningkatnya kepercayaan institusional dan pemerintah terhadap Bitcoin, terutama di tengah meningkatnya tekanan inflasi dalam sistem keuangan tradisional.
Jika Bitcoin mengalami kenaikan harga pada siklus bullish berikutnya, El Salvador dapat memperoleh keuntungan signifikan dari akumulasinya.
Dengan 6.081 BTC yang dimilikinya, El Salvador memperkuat strateginya untuk membangun ekonomi berbasis Bitcoin.
Masa depan kebijakan ini akan sangat bergantung pada pergerakan pasar, regulasi global, dan faktor ekonomi makro lainnya.
Untuk saat ini, El Salvador menjadi contoh nyata bagi negara-negara lain yang ingin mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi ekonomi mereka.