Sebuah desa wisata di Chengdu, Tiongkok, menggunakan kapas untuk membuat salju palsu

Sebuah desa wisata di Chengdu, Tiongkok, menggunakan kapas untuk membuat salju palsu

Akseswarganet Sebuah desa wisata di Chengdu, Tiongkok, menggunakan kapas untuk membuat salju palsu

Sebuah desa wisata, Terkenal dengan kuliner pedas dan panda, Desa Salju Chengdu di Provinsi Sichuan, Tiongkok, berupaya menarik wisatawan selama liburan Tahun Baru Imlek. Mereka mengiklankan destinasi wisata tersebut dengan atap kabin kayu yang ditutupi lapisan salju tebal.

Namun, kenyataan yang terjadi sangat berbeda dari ekspektasi. Bahkan ada bekas staples yang terlihat jelas pada bahan seperti tikar tidur yang menutupi atap salah satu rumah.

Dampak Perubahan Iklim dan Kontroversi

Mereka telah menghapus foto-foto desa salju tersebut dari akun media sosial resmi mereka. Menurut pernyataan dari Biro Kebudayaan dan Pariwisata Chengdu, desa tersebut telah di tutup sementara dan regulator pasar sedang menyelidiki tujuan wisata tersebut atas dugaan iklan yang menyesatkan.

Insiden tersebut telah menarik perhatian pada pariwisata salju, yang tengah berjuang melawan meningkatnya suhu terkait perubahan iklim di seluruh dunia.

Air Terjun Yuntai yang Bikin Heboh

Taman ini memiliki peringkat ‘AAAAA’, yaitu peringkat tertinggi yang di berikan kepada objek wisata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China.

Warganet Cina pun langsung berkomentar pada video yang di bagikan lewat Weibo tersebut. Mereka menghujat pihak pengelola karena di anggap berbohong terhadap para pengunjung yang kesulitan untuk sampai ke sana.

Pihak Manajemen Berkelit

Pengelola taman nasional ikut mengucapkan terima kasih atas perhatian tersebut dan berjanji bahwa Air Terjun Yuntai akan menyambut para tamu musim panas ini dalam “bentuknya yang paling sempurna dan paling alami.” Meskipun video tersebut mengejutkan banyak orang di China dan sudah mendatangkan komentar buruk, beberapa orang memuji tanggapan pengelola taman nasional yang dianggap solutif dalam mengatasi permasalahannya itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *