Akseswarganet – DeepSeek AI Disebut bakal Kalahkan ChatGPT Dkk, Benarkah?
DeepSeek disebut-sebut jauh lebih pintar dari ChatGPT Cs karena lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks. Benarkah demikian
Munculnya asisten AI asal China, DeepSeek, telah mengejutkan banyak orang di dunia hingga mendorong
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggambarkannya sebagai “peringatan” bagi industri teknologi AS
Klaim DeepSeek terkait biaya pengembangan model AI (R1) besutannya yang jauh lebih murah dibandingkan
para pesaingnya (ChatGPT, Gemini, dan lainnya) telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan industri
AI, dan menyebabkan nilai saham beberapa perusahaan terbesar di dunia anjlok.
juga disebut-sebut jauh lebih pintar dari ChatGPT Cs karena lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih
dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks. Benarkah demikian?
Menurut Pakar Keamanan Siber dan IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, masih terlalu pagi untuk menentukan
pemenang. Namun yang jelas DeepSeek sudah melakukan start yang luar biasa dan mengalahkan pesaing besar dengan dana dan sumberdaya hampir tidak terbatas
Mengalahkan raksasa Silicon Valley sekelas Google, Meta (Facebook, Instagram dan Whatsapp), Amazon dan
Microsoft juga bukan hal yang mustahil walaupun memang bukan hal yang bisa dilakukan oleh sembarangan perusahaan.
Namun terbukti hal ini bisa dilakukan oleh perusahaan China. Lihat saja TikTok mampu bersaing dengan
Instagram, lalu Alibaba yang menjadi tuan rumah di China mengalahkan Amazon. Atau, Tencent yang secara notabene menjadi raja game di dunia
Semua ini bisa terwujud karena adanya keuletan, kompetisi yang luar biasa ketat dan dukungan tepat dari pemerintah China.
Satu hal yang jelas diperlihatkan oleh DeepSeek adalah pendekatan pengembangan AI oleh perusahaan
rintisan AS yang sangat haus prosesor dan daya listrik, sehigga mengakibatkan biaya luar biasa besar ternyata terbukti tidak efisien dan sangat mahal.
“Dengan biaya sekitar 4% dari yang dikeluarkan oleh OpenAI, DeepSeek mampu memberikan layanan asisten AI
yang setara dengan yang diberikan oleh OpenAI,” ucap Alfons menambahkan.
Hal inilah yang menyebabkan rontoknya harga saham magnificent 7 alias tujuh perusahaan IT terbesar di
dunia karena mereka telah mengeluarkan biaya amat besar untuk pengembangan AI yang ternyata sangat tidak efisien
Apa DeepSeek Aman Digunakan Orang Indonesia, Ini Kata Pakar Keamanan Siber
Asisten kecerdasan buatan (AI) DeepSeek belakangan ini membuat gempar dan mengguncang dominasi OpenAI di teknologi kecerdasan buatan.
Pengembangan DeepSeek bahkan diklaim 10 kali lebih murah ketimbang model multimodal ChatGPT. Meskipun
sama-sama mampu menghasilkan jawaban teks mirip manusia, DeepSeek disebut lebih akurat dan memiliki
pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks.
Sayangnya, tak lama setelah ramai dibicarakan, DeepSeek terkena serangan siber. Hal ini membuat
sejumlah negara mewaspadai DeepSeek, terlebih startup ini menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data pengguna berdasarkan hukum setempat.
Lantas, apakah DeepSeek aman digunakan orang Indonesia? Terkait hal ini Pakar Keamanan Siber dan
IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai kalua kekhawatiran tersebut agak aneh.
Kekhawatiran ini agak aneh, mengapa ketika menggunakan ChatGPT, Google Maps, Instagram dan
Whatsapp tidak pernah ditanyakan keamanan data pengguna? Servernya juga bukan di Indonesia dan
datanya berada di bawah penguasaan perusahaan dan pemerintah Amerika Serikat (AS) setiap saat bisa meminta akses data tersebut,” ujarnya.
Alfons mempertanyakan, apakah kalau data dibawa ke AS lebih tidak bahaya daripada dibawa ke China?
Harusnya secara logika bahayanya sama. Malah pengguna Deepseek di AS harus lebih khawatir daripada pengguna
di Indonesia, tetapi kok Deepseek tetap menjadi aplikasi nomor 1 di AppStore dan Play Store di AS?,” ucapnya.
Alfons menyebut hal itu agak berlebihan kalau kita sebagai pengguna menghindari menggunakan Deepseek hanya karena servernya dihosting di China.
Sebagai informasi, ketika kamu menggunakan produk China seperti HP, mobil listrik, drone, dan IoT China, datanya juga banyak disimpan di server China
AI Disebut bakal Kalahkan