Pinjol Bisa Menguntungkan Jika Dimanfaatkan Secara Bijaksana

Akseswarganet – Meskipun pinjaman online (pinjol) kerap dikritik karena digunakan untuk pembelian yang tidak penting, pinjaman ini dapat memberikan manfaat yang sah jika digunakan secara bijaksana,

terutama dalam situasi yang mendesak. Perencana Keuangan Andy Nugroho menekankan bahwa pinjol dapat memberikan manfaat yang signifikan jika dikelola dengan benar.

Misalnya, jika peralatan penting seorang kreator konten mengalami kerusakan, membeli perangkat baru melalui pinjol dapat menjadi keputusan yang bijaksana untuk mencegah hilangnya pendapatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Andy menekankan bahwa pinjol dapat digunakan dengan tepat untuk biaya pengobatan yang mendesak.

“Jika ada anggota keluarga yang mengalami penyakit mendadak yang memerlukan perawatan

medis segera, dan tidak ada dana darurat yang tersedia, pinjol dapat menjadi penyelamat,” ungkapnya.

Alasan ini berlaku untuk perbaikan rumah yang mendesak, seperti memperbaiki atap yang bocor saat musim hujan atau menangani kerusakan yang membahayakan keselamatan rumah tangga.

Dalam skenario seperti itu, memanfaatkan pinjol mungkin lebih baik daripada menunda perbaikan hingga dana terkumpul cukup, yang dapat menyebabkan masalah yang lebih serius.

Kendati demikian, Andy mengingatkan bahwa penggunaan pinjol harus disesuaikan dengan kemampuan membayar seseorang.

“Sangat penting untuk menghindari jebakan menumpuk utang demi mengejar solusi cepat,” sarannya.

Strategi Mengelola Utang Pinjol untuk Barang Konsumsi

Bagi individu yang telah memanfaatkan pinjol untuk pembelian yang tidak mendesak, Andy menjabarkan beberapa langkah untuk mencegah memburuknya situasi keuangan mereka lebih lanjut.

Ia menegaskan bahwa langkah awal adalah memastikan jumlah total utang yang harus dibayar. Andy menyoroti bahwa idealnya, pembayaran utang tidak boleh melebihi 30 persen dari pendapatan bulanan seseorang.

“Sayangnya, banyak individu yang mendapati diri mereka memiliki pembayaran yang jauh

melampaui ambang batas aman ini, sehingga mempersulit kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban keuangan lainnya,” kata Andy dalam sebuah wawancara dengan Liputan6.com.

Dalam keadaan seperti itu, Andy menyarankan untuk segera menghentikan perolehan pinjaman baru. Ia juga menggarisbawahi perlunya memprioritaskan pembayaran utang yang ada.

Jika beban pembayaran menjadi sangat berat, individu dapat mempertimbangkan solusi

alternatif, seperti melikuidasi aset yang tidak penting atau mencari bantuan dari keluarga atau teman yang dapat menawarkan pinjaman tanpa bunga.

“Pendekatan ini dapat meringankan beban keuangan dibandingkan dengan beban pinjaman berbunga tinggi yang terus berlanjut.”

Opsi Restrukturisasi

Pemberi pinjaman berlisensi tertentu menyediakan opsi restrukturisasi angsuran bagi peminjam yang menghadapi tantangan keuangan. Andy menyarankan mereka yang kesulitan membayar

untuk terlibat dalam negosiasi dengan pemberi pinjaman mereka untuk mendapatkan rencana pembayaran yang lebih mudah dikelola.

“Hal ini memungkinkan mereka untuk memenuhi kewajiban mereka sambil tetap memenuhi kebutuhan penting lainnya,” jelasnya.

Namun, Andy memperingatkan bahwa sekadar melunasi utang tidaklah cukup. Setelah individu melepaskan diri dari kesulitan pinjaman online, ia menekankan pentingnya mengubah perilaku keuangan untuk menghindari kembali terjerumus dalam siklus konsumerisme.

Andy menemukan bahwa sejumlah besar individu menggunakan pinjaman daring karena

dorongan emosional atau keinginan sesaat, sering kali membeli barang-barang yang tidak penting demi status atau sebagai respons terhadap tren terkini.

Oleh karena itu, penting untuk menganalisis perilaku belanja dan menumbuhkan praktik menabung sebagai langkah penting setelah utang pinjaman daring terselesaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *