Perbedaan Lapat dan Buras Mengenal Dua Makanan Khas Indonesia

akseswarganet – Perbedaan Lapat dan Buras Mengenal Dua Makanan Khas Indonesia

Ada dua cara hidup yang berbeda namun serupa di Indonesia: lapat dan buras. Sejarah pendidikan, cara membuat sesuatu, dan keunikan rasanya.

Pengertian Lapat dan Buras

Lapat dan buras adalah dua jenis makanan khas Indonesia yang memiliki bentuk dan penyajian yang berbeda, namun berasal dari daerah yang berbeda dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Kedua makanan ini termasuk dalam kategori hidangan nasi, yang dikategorikan sebagai lontong atau ketupat. Mirip dengan lontong atau ketupat, namun memiliki proses produksi dan gaya penyajian yang berbeda.

Lapat, yang juga dikenal sebagai lepet di beberapa daerah, merupakan jenis makanan khas Kalimantan Selatan, khususnya di kalangan masyarakat Banjar. Makanan ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan santan dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dimasak hingga matang. Bentuknya pipih dan memanjang, dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan lontong pada umumnya.

Di sisi lain, buras, yang terkadang dikenal sebagai burasa, merupakan makanan khas Sulawesi Selatan, khususnya di kalangan masyarakat Bugis dan Makassar. Buras juga terbuat dari beras yang dibuat dengan menggunakan santan, tetapi proses pembuatannya sedikit berbeda dengan lapat. Buras biasanya memiliki bentuk yang lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan dengan lapat, sedangkan teksturnya lebih padat dan lebih gurih.

Asal Usul dan Sejarah

Sejarah lapat dan buras berkaitan erat dengan perkembangan kuliner tradisional di masing-masing daerah. Kedua makanan ini memiliki sejarah panjang dalam masyarakat dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sepanjang masa.

Lapat, yang berasal dari Kalimantan Selatan, telah ada sejak zaman Banjar. Awalnya, hal ini dilakukan sebagai cara untuk membuat nasi menjadi lebih lezat, terutama untuk dinikmati saat bepergian atau berburu. Penggunaan santan dalam proses pembuatannya tidak hanya meningkatkan kualitas produk akhir; tetapi juga membantu memperpanjang masa simpan makanan ini.

Selain itu, Buras memiliki beberapa daerah yang tidak terlalu umum di Sulawesi Selatan. Sejak zaman dahulu, makanan ini telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Bugis dan Makassar. Buras pada awalnya diolah sebagai makanan praktis yang dapat dikonsumsi oleh para pelaut dan masyarakat Bugis dalam perjalanan jauhnya. Pilihan Buras yang cocok untuk bekal perjalanan adalah kemampuannya yang dapat bertahan lama tanpa perlu diolah.

Bahan dan Cara Membuat

Meskipun buras dan lapat memiliki bahan dasar yang sama, namun terdapat perbedaan dalam proses pembuatan dan komposisi bahan yang digunakan. Berikut penjelasan singkat mengenai bahan dan cara membuat kedua masakan tersebut:

Bahan dan Cara Membuat Lapat:

Bahan:

500 gram beras

San Kental, 500 ml

Satu sendok teh garam

Dua lembar daun pandan

Daun pisang untuk membungkus

Tusuk sate atau tali rafia untuk mengikat

Cara membuatnya:

Kemudian tiriskan, cuci beras hingga bersih.

Daun pandan, garam, dan rebus santan hingga mendidih.

Nasi setengah matang kemudian aduk santan hingga meresap dan nasi ke dalam santan rebus.

Dinginkan sebentar lalu angkat.

Taruh sedikit beras yang sudah direndam di atas nampan daun.

Lilitan dibuat pipih dan memanjang, ikat kedua ujungnya dengan tusuk sate atau tali rafia.

Rebus lapat dalam air mendidih selama dua hingga tiga jam hingga matang.

Tiriskan dan angkat.

Bahan dan Cara Membuat Buras:

Bahan-bahan:

500 gram beras

San Kental, 750 ml

Satu sendok teh garam

Dua lembar daun salam

Daun pisang untuk melilit

Tali rafia untuk mengikat

Perbedaan Lapat dan Buras Mengenal Dua Makanan Khas Indonesia

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *