akseswarganet – Pemakaman Paus Fransiskus Berlangsung Khusyuk
(26/4/2025), untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus. Pemimpin Gereja Katolik asal Argentina itu wafat pada Senin lalu dalam usia 88 tahun. Kepolisian Vatikan melaporkan, sekitar 150.000 orang telah memenuhi lapangan dan jalan-jalan sekitarnya bahkan sebelum prosesi dimulai pukul 10.00 waktu setempat (15.00 WIB). Banyak pelayat memilih bermalam demi mendapatkan posisi terbaik. Prosesi pemakaman dimulai dengan pengantaran peti jenazah Paus Fransiskus dari Basilika Santo Petrus ke tengah lapangan. Kehadiran peti jenazah disambut tepuk tangan dan sorakan para pelayat. Sejumlah layar raksasa turut dipasang agar seluruh
Kehadiran pemimpin dunia
Lebih dari 50 kepala negara hadir memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Mereka sempat meluangkan waktu berdoa di dalam Basilika sebelum upacara dimulai.Beberapa tokoh dunia yang hadir antara lain Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Argentina Javier Milei, Pangeran William dari Inggris, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
ketat diberlakukan, suasana tetap tenang
dan khidmat. Banyak pelayat memilih menunggu dalam keheningan hingga prosesi berakhir. “Kami menghabiskan sepanjang malam di sini di dalam mobil bersama anak-anak,” ujar Gabriela Lazo (41), warga Peru. “Kami sangat menyesal atas apa yang terjadi padanya karena kami menyimpan seorang paus Amerika Selatan di hati kami.” Upacara pemakaman ini menandai dimulainya masa berkabung resmi selama sembilan hari di Vatikan. Setelah itu, para kardinal akan berkumpul dalam konklaf untuk memilih pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Makam sederhana Paus Fransiskus
Paus Fransiskus dikenang sebagai paus pertama asal Amerika Latin yang terpilih pada 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Makamnya dibuat dari batu tulis asal Liguria, Italia utara, wilayah asal nenek moyangnya dari pihak ibu. Batu tersebut digali di dekat Cogorno, kota kelahiran kakek buyutnya, Vincenzo Sivori, yang bermigrasi ke Argentina pada abad ke-19. Franca Garbaino, Presiden Distrik Batu Tulis Liguria, mengatakan kepada Vatican News bahwa batu tersebut bukan batu mulia, melainkan “batu rakyat” yang memberi kehangatan.
Berlangsung Khusyuk