Data Center bakal Berdiri di Bulan!!

akseswarganet – Data Center bakal Berdiri di Bulan

Siapa sangka, data center yang biasanya ada di sebuah gedung di daratan, akan hadir di permukaan Bulan.

Terdengar seperti sebuah kisah fiksi ilmiah, tapi itu yang sedang diupayakan perusahaan asal Amerika Serikat Lonestar Data Holdings.

Lonestar Data Holdings baru-baru ini mengklaim telah berhasil melakukan uji coba menerbangkan data center mini seukuran buku tebal ke Bulan.

Data center itu dikirimkan ke satelit Bumi tersebut menggunakan wahana Lunar Lander milik Intuitive Machine, yang diluncurkan roket milik SpaceX.

Ini disebut jadi langkah awal dari visi membangun permanen di luar angkasa.

Data center itu dikirimkan ke satelit Bumi tersebut menggunakan wahana Lunar Lander milik Intuitive Machine, yang diluncurkan roket milik SpaceX.

Ini disebut jadi langkah awal dari visi membangun data center permanen di luar angkasa.

Sebagai informasi, di era ledakan kecerdasan buatan seperti sekarang, kebutuhan akan penyimpanan dan pemrosesan data tumbuh secara eksponensial.

Laporan McKinsey memperkirakan permintaan global akan pusat data meningkat 19 persen hingga 22 persen per tahun hingga 2030. Namun, pertumbuhan itu terkendalan ruang dan sumber daya yang makin terbatas di Bumi.

Belum lagi, data center dikenal memiliki konsumsi daya tinggi dan membawa dampak lingkungan, sehingga tak jarang  mengalami penolakan dari warga sekitarnya.

Mencoba menjawab permasalahan itu, Lonestar pun menawarkan solusi yang radikal, yakni meletakkan  di luar angkasa, tepatnya di Bulan.

Rencana Eropa

Selain Amerika Serikat, Eropa juga disebut memiliki rencana serupa. Konsorsium Thales Alenia Space, hasil kolaborasi raksasa industri kerdigantaran Prancis dan Italia, merilis studi kelayakan studi kelayakan bertajuk Ascend.

Studi yang didanai Komisi Eropa itu menyebut kalau pembangunan data center di luar angkasa bisa mengubah lanskap digital di Eropa dan lebih ramah lingkungan.

Kendati demikian, untuk benar-benar menjadi solusi ramah lingkungan, roket peluncur harus sepuluh kali lebih efisien secara emisi.

Proyeksi mereka menargetkan kelayakan komersial di luar angkasa terjadi di 2037, dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan investasi yang tepat.

Tantangan  di Luar Angkasa

Meski berpotensi, para ahli mengingatkan kalau rencana ini masih memiliki kendala teknis yang cukup signifikan.

Menurut Dr. Domenico Vicinanza, pakar data science dari Anglia Ruskin University, Inggris, biaya peluncuran perangkat per kilogram masih sangat mahal, bahkan dengan kemajuan SpaceX.

“Belum lagi masalah cuaca luar angkasa, puing-puing yang ada di orbit, hingga kesulitan memperbaiki kerusakan dari jauh,” tuturnya.

Salah satu contoh masalah yang ditemui adalah soal sistem pendingin. Ia menuturkan, meski luar angkasa dingin, metode pendinginan konvensional tidak efektif tanpa gravitasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *