Akseswarganet – Keamanan GenAI Rentan Kebobolan
Keamanan GenAI Rentan Kebobolan, Menerapkan GenAI tidak selalu mudah , Bisnis dan organisasi menghadapi beberapa tantangan.
khususnya di bidang keamanan data, kepatuhan, dan modernisasi infrastruktur TI.
Ada tren peningkatan yang jelas dalam penggunaan aplikasi Genative Artificial Intelligence (GenAI) di seluruh organisasi.
Namun, mengadopsi GenAI tidak selalu mudah, menurut studi Enterprise Cloud Index (ECI) terbaru dari Nutanix.
Bisnis dan organisasi menghadapi beberapa tantangan, khususnya di bidang keamanan data, kepatuhan, dan modernisasi infrastruktur TI.
Meskipun ada banyak kegembiraan tentang GenAI dengan janjinya untuk meningkatkan
otomatisasi, kreativitas, dan produktivitas, kenyataan di lapangan menghadirkan tantangan yang signifikan.
Peningkatan biaya TI yang diantisipasi karena adopsi GenAI dan aplikasi kontemporer merupakan salah satu temuan utama ECI.
Hingga 90% dari mereka yang disurvei mengantisipasi peningkatan biaya selama dua hingga tiga tahun ke depan.
GenAI Akan Menantang Konvensi Yang Ada
Keamanan dan privasi telah menjadi tujuan utama organisasi sebagai hasil dari GenAI, menurut 95% responden.
Lebih dari 90% organisasi mengatakan perlindungan data merupakan prioritas utama saat menerapkan teknologi GenAI.
Organisasi menyadari bahwa privasi dan keamanan sangat penting bagi keberhasilan GenAI.
Peningkatan Infrastruktur Pendukung GenAI
Infrastruktur yang dapat menangani kriteria yang dibutuhkan, seperti keamanan, integritas data, dan ketahanan, diperlukan untuk menjalankan aplikasi berbasis cloud pada skala perusahaan.
Hal ini juga berlaku untuk aplikasi GenAI yang sedang berkembang.
Menskalakan beban kerja GenAI dari pengembangan ke produksi menghadirkan tantangan bagi hampir semua responden survei (98%).
Kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan dengan pengguna internet terbanyak secara global. Namun di tengah berkembangnya digitalisasi di kawasan itu, justru membuat Asia Pasifik menduduki peringkat teratas dua tahun berturut-turut dengan serangan siber terbanyak yakni 31 persen dibanding kawasan lainnya pada 2022 dan 26 persen di 2021.