Akseswarganet – AI akan mendukung aplikasi di seluruh dunia
Meskipun AI dianggap mempercepat inovasi, AI juga membutuhkan biaya tinggi, menambah kompleksitas, dan menimbulkan masalah keamanan siber atau keamanan data.
Kecerdasan buatan (AI), menurut penyedia keamanan multicloud F5, mempercepat inovasi, tetapi bisnis dan organisasi masih menghadapi banyak kendala.
Meskipun AI akan tetap ada, sebagian besar bisnis mungkin belum siap menangani data dalam jumlah besar, pola lalu lintas yang kompleks, dan metode serangan baru yang menyertai aplikasi berbasis AI.
Risiko Tak Terlihat pada Keamanan Data
Tidak diragukan lagi bahwa AI telah mengubah sejumlah industri, tetapi ada juga risiko keamanan data yang signifikan terkait dengan perkembangan ini.
Karena AI dapat memproses data yang kompleks dan dalam jumlah besar dalam skala besar, AI membuka kerentanan keamanan baru yang harus ditangani. Ancaman-ancaman ini, yang berkisar dari serangan siber yang canggih hingga kebocoran data sensitif, memerlukan rencana keamanan yang komprehensif.
Serangan eksternal bukan satu-satunya ancaman terhadap keamanan data AI. Data pelatihan yang tidak representatif dapat menimbulkan bias algoritmik, yang dapat menyebabkan hasil yang tidak adil dan diskriminatif.
Hal ini menimbulkan masalah moral dan hukum yang memerlukan pertimbangan cermat. Karena AI sering menangani data pribadi yang sensitif, melindungi data pribadi juga menjadi perhatian penting.
Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat.
Baik individu maupun bisnis harus proaktif dalam menjaga keamanan data mereka dan menyadari bahaya sistem AI.
Risiko Serangan Siber dan Pelanggaran Data
Data sensitif, termasuk informasi keuangan, kesehatan, dan pribadi, dapat dengan mudah lolos dari sistem AI yang tidak dilindungi. Risiko ini meningkat karena banyaknya data yang diproses oleh AI. Pertimbangkan dampak keuangan dan reputasi yang parah yang akan ditimbulkan oleh pelanggaran yang melibatkan data pelanggan pada bank yang menggunakan AI untuk analisis risiko kredit.
Selain itu, peretasan dapat dengan mudah menargetkan sistem AI yang terhubung ke internet. Kerentanan dapat digunakan oleh peretas untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan, mengganggu operasi, atau mencuri data. Serangan ini dapat bermanifestasi sebagai serangan jahat, keracunan data, atau pencurian data langsung.
Untuk melindungi infrastruktur AI mereka, bisnis harus berinvestasi dalam langkah-langkah keamanan siber yang kuat.
Menjaga Privasi dan Mengurangi Bias Algoritmik
AI yang telah dilatih pada data yang bias dapat menghasilkan hasil yang bias. Ada masalah moral dan hukum yang signifikan dengan hal ini.
Sistem AI yang digunakan untuk perekrutan, misalnya, dapat secara tidak sengaja mendiskriminasi kandidat dari kelompok tertentu jika data pelatihan condong ke kelompok tersebut.
Audit rutin algoritma AI diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengurangi bias untuk mengatasi hal ini.
Penting juga untuk menggunakan data yang representatif dan beragam saat melatih AI. Peningkatan transparansi dalam sistem AI juga diperlukan untuk mendeteksi dan mengatasi bias.
Dalam konteks AI, melindungi privasi data juga menjadi perhatian penting. Undang-undang dan standar privasi data, termasuk akuntabilitas, transparansi, dan persetujuan pengguna, harus dipatuhi saat mengumpulkan dan menggunakan data pribadi untuk pelatihan dan operasi AI.
Prosedur Keamanan Data AI yang Komprehensif
Perusahaan harus menerapkan berbagai langkah keamanan untuk meningkatkan keamanan data AI. Langkah-langkah ini meliputi:
- menerapkan standar keamanan internasional seperti ISO 27001.
- enkripsi data yang kuat untuk melindungi informasi pribadi.
- Identifikasi dan pencegahan ancaman yang didukung AI secara real-time.
- Penerapan AI yang etis dan terbuka.
- Pengambilan keputusan AI dengan pengawasan manusia.
- Mendidik konsumen dan staf tentang keamanan siber.
Keamanan data untuk AI merupakan aktivitas yang berkelanjutan. Untuk melindungi data dan menegakkan kepercayaan pelanggan, organisasi harus terus beradaptasi dengan risiko keamanan yang berubah dan menerapkan prosedur keamanan yang komprehensif.
Kegagalan untuk melakukannya dapat membahayakan reputasi dan kelangsungan bisnis.