Investasi Apple di Tiga Vendor Baru Sudah Dekat

Akseswarganet Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menegaskan bahwa niat Apple untuk meningkatkan

investasinya di Indonesia melalui tiga vendor baru tidak menemui kendala berarti dan hanya tinggal menunggu waktu.

Meski Todotua belum mengungkap perkembangan terkini terkait investasi tiga vendor Apple, ia

mengindikasikan bahwa mayoritas investasi Apple diharapkan diarahkan ke Batam, khususnya untuk pembangunan fasilitas manufaktur AirTag.

Keberhasilan strategi investasi Apple pada dasarnya terkait dengan vendornya. Oleh karena itu,

pemerintah secara aktif mendorong vendor yang terkait dengan raksasa teknologi Amerika itu untuk meningkatkan investasi mereka, serupa dengan inisiatif yang dilakukan di Vietnam.

Apple memiliki jaringan vendor yang luas secara global, dengan sebagian besar investasi dilakukan oleh mitra-mitra ini. Pola ini juga telah diamati di Vietnam dan kawasan lainnya.

Jumlah Vendor

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani sebelumnya telah mengindikasikan adanya upaya untuk meningkatkan jumlah vendor yang terkait dengan investasi Apple di Indonesia.

Ia optimistis dengan potensi vendor Apple untuk berinvestasi di Indonesia, seraya menegaskan bahwa minat investasi dari vendor Apple diharapkan meningkat.

Komitmen Investasi Apple

Dalam perkembangan terkait, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah mengesahkan strategi investasi Apple untuk tahun 2025-2028. Bersamaan dengan itu, ia juga

telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait komitmen investasi perusahaan Amerika tersebut.

Apple terus menerapkan kerangka investasi inovasi untuk memenuhi persyaratan Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN). Perusahaan juga telah memenuhi kewajiban investasi sebesar USD 10 juta untuk periode 2020 hingga 2023.

Selain itu, Apple telah berkomitmen untuk melakukan investasi tambahan guna mengatasi sanksi

yang timbul akibat tidak dipatuhinya komitmen inovasi sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 29 Tahun 2017.

Investasi tambahan ini termasuk kontribusi dari mitra Global Value Chain (GVC) Apple, ICT Luxshare, yang akan menginvestasikan USD 150 juta untuk produksi aksesori AirTag di pabrik

Batam. Dengan demikian, Indonesia akan memasok 65% produk AirTag di pasar global. Apple

juga telah memastikan bahwa komponen baterai untuk AirTag akan bersumber dari produsen dalam negeri.

Selain itu, Apple tengah membangun lini produksi kain kasa untuk AirPods Max di Long Harmony, Bandung, sehingga mengintegrasikan Long Harmony ke dalam rantai pasokan global Apple.

Pendanaan Tunai dan Investasi Pusat R&D

Dalam pembahasan terkini, pemerintah dan Apple telah mencapai kesepakatan yang mengindikasikan bahwa investasi ini menandai dimulainya siklus baru, bukan perpanjangan dari

fase sebelumnya. Apple akan memberikan kontribusi investasi tunai sebesar USD 160 juta untuk memenuhi persyaratan TKDN berdasarkan Skema 3.

Lebih jauh, Nota Kesepahaman (MoU) mencakup pembentukan Apple Software Innovation and Technology Institute, Apple Professional Developer Academy, dan dukungan berkelanjutan untuk Apple Academy.

Dampak yang diantisipasi dari investasi Apple diproyeksikan mencapai USD 72,3 juta, yang mencakup transfer teknologi dari Apple Academy senilai USD 47,3 juta, di samping perkiraan

investasi bisnis sebesar USD 25 juta dari lulusan akademi, yang menguntungkan 50 perusahaan rintisan.

Selain itu, Apple juga telah berjanji untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (R&D

Center) di Indonesia, yang merupakan fasilitas R&D pertama di Asia dan kedua di luar Amerika

Serikat, setelah Brasil. Pusat penelitian ini akan bekerja sama dengan 15 perguruan tinggi di

Indonesia, termasuk ITB, UI, UGM, dan ITS, sebagai bagian dari inisiatif Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *